Seruan WALHI Jambi Untuk “Hari Bumi”


Hari Bumi, yang jatuh setiap tanggal 22 April ini selalu diperingati oleh seluruh aktivis dan penggiat lingkungan di seluruh Dunia, termasuk di Provinsi Jambi.
Melalui pernyataan persnya, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jambi menyerukan untuk menyelamatkan Bumi dari ancaman kehancuran sekaligus menyerukan kepada seluruh masyarakat di Provinsi Jambi untuk memulihkan alam Jambi dan lingkungannya dari segala kerusakan, seperti suhu cuaca yang semakin panas, musim tak menentu, bencana asap dan banjir setiap tahun kerap menerjang Jambi, gempa mengguncang, pembalakan hutan, ancaman wabah kekeringan, dan lainnya.

Diceritakan oleh Direktur WALHI Jambi, Arif Munandar, krisis bencana yang selalu menerpa dan kerap terjadi serta menjadi santapan menu tahunan yang melanda Dunia dewasa ini, termasuk di Provinsi Jambi menjadi perhatian yang paling serius.

Bumi yang semakin panas akibat dari semakin tingginya pengrusakan hutan dengan laju kerusakan hutan mencapai 99.000 hektar/tahun, hutan Jambi tersisa kurang dari 500.000 Hektar akibat konversi perkebunan sawit hingga mencapai 1,3 juta hektar. Hutan Tanaman Industri seluas 700.000 hektar, bidang pertambangan sebanyak 181 kuasa pertambangan.

“Ironisnya hampir 40 persen wilayah Jambi hanya dikuasai oleh 9 orang konglomerat. Sebagai akibat dari kebijakan yang cenderung pro modal, dan tidak memperhatikan daya dukung lingkungan.

Faktor lainnya yang menyebabkan bumi kita semakin panas, ialah pola konsumsi dan gaya hidup kita, dalam kehidupan sehari-hari kita, yang turut menyumbang pemanasan Bumi akibat dari tidak bijaknya kita dalam penggunaan energi, serta barang-barang yang dapat mencemari lingkungan dan Planet Bumi kita,” papar Arif.

Kondisi itu, masih oleh Arif, lebih diperparah lagi tidak didukungnya oleh pemerintah baik Pusat maupun daerah.

Malahan, sebut Arif, pemerintah selalu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak pro terhadap lingkungan.

Hal ini terbukti dengan mudahnya mengeluarkan izin pembangunan gedung-gedung yang menjulang tinggi layaknya hutan beton dengan alasan investasi yang dapat menambah kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan peluang pekerjaan dengan mengabaikan kondisi kelayakan lingkungan.

“Mari lakukan aksi penyelamatan Bumi untuk pulihkan Jambi dari ancaman krisis bencana ekologi, untuk masa depan rakyat Jambi,” demikian himbaunya.
Afrizal/B21

Kamu Harus Baca Juga ini :

Sungai Batanghari Bukan Jalur Tambang

Siaran Pers Sungai Batanghari Bukan Jalur Tambang Jambi- Problematika industri pertambangan Batubara dan proses pengangkutannya masih menjadi permasalahan serius yang belum bisa diatasi oleh Pemerintah Provinsi Jambi. Pasca dilantiknya Gubernur...

Read More