Palembang, 23 Agustus 2021–Lebih dari 30 organisasi masyarakat sipil internasional dan nasional mengirim surat hari ini kepada investor Asia Pulp & Paper (APP), anak usaha Sinar Mas Group. Surat itu menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas pabrik OKI Mill di Sumatera Selatan berisiko terhadap kesehatan jutaan warga di Asia Tenggara dan peningkatan emisi yang besarnya bahkan lebih dari emisi tahunan beberapa negara.


Organisasi masyarakat sipil tersebut, termasuk WALHI, AURIGA, Greenpeace, Rainforest Action Network dan belasan lainnya dari Indonesia, mengatakan bahwa “Usulan penambahan kapasitas pabrik hingga tiga kali lipat akan mempersulit pengendalian kebakaran, penanganan konflik sosial, dan pengurangan deforestasi di Indonesia sehingga akan memperkecil kemampuan Indonesia memenuhi
komitmen iklim Kesepakatan Paris.”


Berdasarkan Forests & Finance, sebuah database yang memantau investasi komoditas yang berisiko terhadap kehutanan termasuk pulp dan kertas, lima besar investor APP adalah Vanguard (Rp 1,3 Triliun), Blackrock (Rp 936 miliar), Dimensional Fund Advisors (Rp 691 miliar), Japaneses Government Pension Fund GPIF (Rp 288 miliar), JP Morgan Chase (Rp 187 miliar).


Pada Juni 2021 OKI Mill mengumumkan penawaran obligasi senilai Rp.4 Triliun dengan tujuh penjamin emisi efek (Underwriter), antara
lain ; BCA Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas.

Surat tersebut pada dasarnya mengingatkan para investor bahwasanya gagasan peningkatan kapasitas pabrik OKI Mill ini berisiko secara finansial sehubungan dengan model bisnis APP yang tidak patuh pada prinsip keberlanjutan. Separuh kayu yang dipasok ke OKI Mill selama ini berasal dari gambut-kaya-karbon yang dikeringkan sehingga lahan tersebut terdegradasi dan sangat mudah terbakar. Sebagian besar area pemasok ini mengalami kebakaran berulang tahun demi tahun yang turut mengakibatkan bencana asap hingga udara dipenuhi zat kimia beracun yang berakibat kerugian ekonomi ratusan triliun dan bahkan tingginya kematian dini.

Surat juga mengingatkan investor bahwa APP masih terhubung pada lebih dari seratus konflik dengan masyarakat lokal dan memiliki jejak kerusakan social, dengan resiko finansial tersembunyi sebesar antara USD 0,7 – 5,7 milliar.

APP, bagian dari Sinar Mas Grup, dimiliki oleh Keluarga Widjaja, yang tokoh utamanya, Eka Tjipta Widjaja, merupakan orang terkaya ketiga di Indonesia dengan kekayaan bersih lebih dari Rp 120 triliun saat meninggalnya tahun 2019. Paper Excellence, tercatat juga sebagai bagian dari Sinar Mas Group dan dimiliki juga oleh Keluarga Widjaja, saat ini sedang membeli perusahaan pulp raksasa Amerika Utara, Domtar.

Melalui surat ini organisasi masyarakat sipil meminta investor untuk “mendesak Sinar Mas dan APP menghentikan rencana peningkatan kapasitas pabrik OKI Mill hingga korporasi ini membuktikan adanya rencana jangka panjang pemenuhan bahan baku yang kredibel dan dapat ditinjau secara terbuka serta memenuhi komitmen lingkungan dan sosial yang dijanjikannya.

Contacts :

  1. M. Hairul Sobri, WALHI South Sumatra :
    eep.walhisumsel@gmail.com
  2. Aidil Fitri, HaKI : aidilplg@gmail.com
  3. Supintri Yohar, AURIGA: supin@auriga.or.id
  4. Sergio Baffoni, Environmental Paper Network,
    sergio.baffoni@environmentalpaper.org