Mencari Solusi Konflik Lahan, Perkumpulan Petani Pemayungan Mandiri Bertemu PT. RLU dan Michelin

Sabtu, 15 Februari 2025, Perkumpulan Petani Pemayungan Mandiri yang diwakili oleh pengurus, dengan didampingi WALHI Jambi, Satya Bumi, dan Mighty Earth, mengadakan pertemuan langsung dengan perwakilan PT. Royal Lestari Utama (RLU) dan Michelin Prancis. Pertemuan ini bertujuan untuk mendiskusikan tindak lanjut serta upaya penyelesaian konflik yang telah berlangsung lama di Desa Pemayungan.

Setelah melakukan kunjungan ke wilayah kerja PT. Lestari Asri Jaya dan PT. Wanamukti Wisesa di Kabupaten Tebo, CEO PT. RLU beserta staf dan perwakilan dari Michelin berdiskusi dengan perwakilan petani dari Perkumpulan Petani Pemayungan Mandiri. Pertemuan yang berlangsung di Kota Jambi ini telah direncanakan sejak sebulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya progres dalam proses advokasi dan komunikasi di wilayah konflik, ditandai dengan respons langsung dari pemilik perusahaan yang ingin mendengarkan aspirasi petani. Para petani telah lama mengelola dan memanfaatkan lahan serta kebun mereka jauh sebelum perusahaan menanami konsesi dengan hutan tanaman karet.

Sumbasri, salah satu tokoh dan anggota Perkumpulan Petani Pemayungan Mandiri, menyampaikan, “Mimpi kami untuk menyampaikan langsung apa yang menjadi keinginan kami telah menjadi kenyataan. Terima kasih kepada Direktur WALHI Jambi, anak kami Abdullah, yang telah memfasilitasi pertemuan ini dan mendampingi setiap proses perjuangan kami untuk mendapatkan kepastian terhadap wilayah kelola. Juga terima kasih kepada kawan-kawan WALHI Jambi yang membantu komunikasi, karena kami tidak fasih berbahasa Inggris,” ujar Sumbasri, yang lebih dikenal sebagai Pak Wo Sum di Desa Pemayungan.

Direktur WALHI Jambi, Abdullah, yang turut hadir bersama Manajer Advokasi Eko Mulia Utomo, Staff GIS Khasmal, dan Staff Pengorganisasian Eko Wahyudi, menambahkan, “Proses advokasi di Desa Pemayungan memang panjang. Banyak tantangan yang dihadapi petani, termasuk intimidasi, perampasan lahan, bahkan kriminalisasi. Namun, masyarakat tetap bertahan dan konsisten memperjuangkan wilayah kelola demi keberlangsungan hidup serta kepastian akses terhadap sumber daya alam. Kini, dengan adanya diskusi bersama perwakilan pemilik perusahaan, kami berharap ada peluang dan kesepakatan bersama yang dapat menjadi titik akhir dari proses advokasi di salah satu wilayah konflik yang didampingi WALHI Jambi.”

Stéphane Roy de Lachaise, CEO PT. Royal Lestari Utama, menyatakan akan menindaklanjuti pertemuan ini dan berkomitmen menjadi contact point untuk diskusi lebih lanjut, baik dengan masyarakat maupun pendamping. Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa aspirasi Perkumpulan Petani Pemayungan Mandiri dapat direalisasikan dalam bentuk kesepakatan bersama.

Pertemuan yang berlangsung selama dua jam ini menjadi titik awal dalam membangun proses penyelesaian konflik ke depannya. Sebelumnya, diskusi di level manajemen bawah dan forum yang telah dibentuk masih menemui jalan buntu. Kini, dengan adanya dialog langsung, diharapkan solusi yang adil dan berkelanjutan dapat segera dicapai.

Kamu Harus Baca Juga ini :

Sungai Batanghari Bukan Jalur Tambang

Siaran Pers Sungai Batanghari Bukan Jalur Tambang Jambi- Problematika industri pertambangan Batubara dan proses pengangkutannya masih menjadi permasalahan serius yang belum bisa diatasi oleh Pemerintah Provinsi Jambi. Pasca dilantiknya Gubernur...

Read More