Mata Harimau Lihat Kerusakan Hutan di Jambi


Laporan wartawan Tribun Jambi, Bandot
JAMBI, TRIBUN – Tim Mata Harimau yang terdiri dari aktivis Greenpeace Indonesia, Walhi dan Warsi melakukan tur ke dalam wilayah hutan yang ada di Sumatera, selama 26 hari. Mereka mengendarai sepeda motor dan mengenakan pakaian yang menyerupai harimau.

Tim tersebut bertolak dari Pekanbaru, 21 September 2011 dan direncanakan finish di Palembang, Sumatera Selatan, 16 Oktober 2011. Lima sepeda motor yang dicat menyerupai harimau dengan pengendara yang mengenakan helm, baju dan celana loreng hitam kuning menyerupai harimau, melaju di dalam hutan.
Kepala Rombongan Kampanye Greenpeace Indonesia Rusmadyah Maharuddin mengatakan, Tur Mata Harimau ini dimaksudkan untuk melihat dari dekat sejauh mana kerusakan hutan yang ada di wilayah Sumatera. Selain itu juga melihat akibat yang ditimbulkan dengan adanya konversi kawasan hutan untuk tanaman monokultur/HPI terhadap masyarakat dan satwa yang hidup di dalamnya.
“Tur ini dimaksudkan untuk menulusuri, menjadi saksi sekaligus mengemukakan bukti-bukti selama di dalam perjalanan, bahwa konversi hutan tanaman HPI selain merusak alam juga menyengsarakan masyarakat,” kata Maharuddin, Kamis (6/10).
Dalam perjalanan, menurut Maharuddin, tim menemukan fakta kehancuran hutan akibat penguasaan lahan hutan oleh perusahaan-perusahaan besar. Masyarakat yang tinggal di sekitar juga tidak merasakan dampak positif dari alihfungsi hutan.
Tanaman-tanaman hutan yang merupakan habitat satwa dan tempat mencari makan orang rimba dibabat dan diganti dengan tanaman industri (sawit/akasia).
“Pemerintah harus menghentikan penghancuran hutan alam dan meninjau kembali izin-izin perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus menghentikan aktivitas penghancuran alam,” kata Maharruddin.
Ia menambahkan, tur tersebut juga dalam rangka mengkampanyekan pelestarian hutan sebagai habitat dari harimau sumatera yang terancam punah. “Kalau habitat mereka (harimau) semakin lama semakin sempit dan makanan susah diperoleh, mereka akan masuk ke permukiman penduduk dan potensi konflik antara manusia dan harimau akan semakin besar,” katanya.
Selama dalam perjalanan, tim Tur Mata Harimau juga singgah di Desa Pemayungan, Sumai, Kabupaten Tebo. Mereka menemukan fakta miris terancamnya masyarakat dan hutan akibat pembatatan hutan alam.
http://jambi.tribunnews.com/2011/10/06/mata-harimau-lihat-kerusakan-hutan-di-jambi

Kamu Harus Baca Juga ini :

Sungai Batanghari Bukan Jalur Tambang

Siaran Pers Sungai Batanghari Bukan Jalur Tambang Jambi- Problematika industri pertambangan Batubara dan proses pengangkutannya masih menjadi permasalahan serius yang belum bisa diatasi oleh Pemerintah Provinsi Jambi. Pasca dilantiknya Gubernur...

Read More