Hari ini (29/10) Mahasiswa UGM berkunjung ke kantor WALHI Jambi untuk berdiskusi tentang persoalan asap yang saat ini terjadi di Provinsi Jambi. Jambi memang salah satu Propinsi yang terkena dampak asap yang parah selama 3 bulan terakhir dan sudah mulai memasuki bulan ke 4 sekarang ini.Data menunjukan titik api di Jambi 1500 lebih yang sebagian besar dilahan gambut.
Mahasiswa UGM berencana untuk berkunjung ke desa yang terkena dampak asap.Kedatangan mereka sekaligus untuk mempelajari soal gambut dan hutan yang terbakar, mereka juga merencanakan untuk melakukan KKN di lokasi tersebut guna lebih memahami kondisi masyrakat yang mengalami efek dari kabut asap yang saat ini sedang terjadi.
Asap memang tidak berdampak secara langsung kepada masyarakat, namun dampak sesungguhnya akan sangat terasa setelah 2 atau 3 tahun lagi. Apabila tidak ada upaya penanggulangan terhadap korban asap maka akan berdampak jangka panjang terhadap kesehatannya. Sudah banyak korban yang terkena dampak asap ini, asap ini disebabkan oleh kesengajaan pembakaran lahan untuk perluasan Hutan Industri oleh perusahaan, “dan yang membuat semakin parah dibakarnya lahan gambut oleh perusahaan” tambah Musri Nauli.
Walhi Jambi telah membuat Rumah Perlindungan Korban Asap untuk setiap desa yang terkena dampak asap. Untuk percontohan sudah dibangun di Desa Sungai Bungur,Kecamatan Kumpeh Ilir, Muara Jambi. dan saat ini semua sedang dalam proses di setiap desa.“Jika kalian berminat malam ini kita bisa langsung ke lokasi Rumah Perlindungan untuk melihat langsung” ajak Musri Nauli Direktur Walhi Jambi kepada Mahasiswa UGM.
Walhi Jambi selalu membuka kesempatan bagi para pelajar tidak hanya Mahasiswa UGM saja.Bagi siapapun yang ingin belajar ataupun berdiskusi tentang asap yang saat ini terjadi ataupun soal permasalahan lingkungan lain yang terjadi, “ kami siap untuk berbagi informasi kepada kawan-kawan pelajar ataupun masyarakat umum soal permasalahan lingkungan yang terjadi” ujar Musri Nauli sekaligus menutup diskusi bersama Mahasiswa UGM.