Bandara Sultan Thaha Jambi beberapa hari ini terlihat ramai, terlihat mobil memenuhi lahan parkir tepat di depan zona keberangkatan dan kedatangan penumpang pesawat. Beberapa orang sedang duduk santai untuk menunggu kedatangan dan ada juga yang mengantar.
Beberapa penumpang pesawat yang berhasil mendarat terlihat begitu bahagia di wajah-wajah mereka. Pemandangan ini baru terlihat kembali sekitar 4 hari yang lalu tepatnya pada tanggal 3 Nopember 2015, sebelumnya aktifitas bandara lumpuh total akibat kabut asap yang dimana penerbangan tidak bisa dilakukan di Bandara Sultan Thaha Jambi. Peristiwa kebakaran lahan dan hutan yang menimbulkan asap mengharuskan semua masyarakat Jambi yang ingin menggunakan jalur udara harus menggunakan jalur darat terlebih dahulu menuju bandara Palembang sebelum melanjutkan kembali ke kota-kota tujuannya menggunakan pesawat terbang.
Dampak asap memang dirasakan semua masyarakat Jambi, tidak hanya di kota Jambi tapi juga di desa-desa yang letaknya di pelosok Propinsi Jambi. Banyak masyarakat desa yang merasakan parahnya dampak yang ditimbulkan kebakaran lahan dan hutan yang terjadi selama kurang lebih 4 bulan terakhir, terutama desa-desa yang letaknya dekat dengan perusahaan yang melakukan pembakaran hutan demi perluasan lahan mereka, tanpa memikirkan efek negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pembakaran tersebut.Data menunjukan titik api di Jambi 1500 lebih yang sebagian besar dilahan gambut.
Peristiwa kebakaran lahan dan hutan yang mengakibatkan kabut asap ditahun 2015 cukup menarik perhatian, karena asap yang ditimbulkan oleh pembakaran lahan dan hutan menyebar baik didalam maupun diluar daerah bahkan sampai pula di negara-negara tetangga. Tidak tanggung-tanggung, dampak negatifnya bukan hanya mempengaruhi aktifitas sosial dan ekonomi, yang terparah adalah mengakibatkan banyak masyarakat yang terganggu kesehatannya karena dampak asap dan ada beberapa masyarakat harus kehilangan orang tercintanya karena dampak asap ini. Kerugian di Jambi karena dampak asap ini diperkirakan mencapai Rp 7 triliun dan untuk melakukan rehabilitasi membutuhkan dana Rp 44 Triliun. (Kerugian kebakaran Hutan Jambi)
Mungkin saat ini asap perlahan mulai berkurang dan bisa dikatakan sudah tidak dirasakan lagi, meskipun begitu, masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang terbesit di pikiran masyarakat saat ini yang seakan-akan takut kejadian ini akan terulang kembali di tahun berikutnya.
Berbagai bentuk solidaritas yang diberikan untuk korban asap melalui WALHI Jambi terus mengalir, baik itu dalam bentuk bantuan barang ataupun dana. bantuan tersebut berasal bukan hanya dari masyarakat Jambi, namun juga datang dari berbagai penjuru masyarakat dipulau Jawa dan daerah-daerah lain. Terima Kasih kepada kawan-kawan yang telah membantu masyarakat Jambi, kami tidak akan pernah melupakan bantuan kalian, dan semoga bantuan ini dapat meringankan luka-luka di hati keluarga masayarakat Jambi terutama yang kehilangan orang tercinta karena asap ini
Catatan Bantuan Untuk Korban Asap yang Masuk Ke WALHI Jambi
No
|
Nama Lembaga/Perorangan
|
Alamat
|
Jumlah Barang/Uang
|
Penerima
|
1
|
Mahasiswa Universitas Subang
|
Subang Jawa Barat
|
Rp. 18.700.000,00
|
Masyarakat Desa Sungai Bungur
|
2
|
Karang Taruna
|
RW 12 Komp PT TIMAH Kelapa dua Depok
|
2000 Masker
|
Desa Sogo, Desa Seponjen, Dessa Tanjung, Desa Sungai Bungur
|
3
|
Jaringan Fhoto Grafer
|
Jakarta
|
4000 Masker
|
Desa Sogo, Desa Seponjen, Dessa Tanjung, Desa Sungai Bungur
|
4.
|
Marginal (Goss Band)
|
Surabaya
|
1240 Masker
|
Masyarakat Kota Jambi
|
5
|
Fikom UNPAD
|
Bandung
|
1000 Masker, 162 tetes mata dan 180 permen pelega tenggorokan
|
Masyarakat Kota Jambi dan Masyarakat Kecamatan Kumpeh
|
6
|
Komunitas Sahaja
|
Yogyakarta
|
900 Masker
|
Masyarakat Kota Jambi dan Masyarakat Kecamatan Kumpeh
|
7
|
Komunitas Bacpaker
|
Kediri
|
Rp. 550.000
|
Koalisi Jambi melawan Asap
|