Jambi – Memperingati Hari Buruh Internasional yang jatuh pada 1 Mei 2018, Eksekutif Daerah WALHI Jambi terlibat dalam aksi simpatik May Day. Solidaritas terhadap nasib kaum buruh ini dilakukan dengan membentang poster dan melakukan orasi di Tugu Juang, Kota Jambi, Selasa sore (1/5/2018).
Massa aksi kurang lebih sekitar 30 orang, tergabung dari komunitas musik Grindsick, Beranda Perempuan, FMN Jambi, AGRA Jambi, WALHI Jambi, dan Yayasan Keadilan Rakyat.
May day yang diperingati setiap tahun oleh seluruh masyarakat di penjuru dunia, sebagai momentum lahirnya perjuangan klas kaum buruh. Seharusnya menjadi refleksi untuk kita semua agar ikut menyuarakan apa yang menjadi froblem kaum buruh hari ini.
Menurut temuan di lapangan, lahirnya klas buruh perkebunan di Jambi, mayoritas berangkat dari hilangnya akses masyarakat terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam.
Hal ini juga disebabkan oleh banyaknya izin-izin baru perkebunan skala besar, yang dikeluarkan oleh pemerintah, dan kerap mengenyampingkan pertimbangan terhadap keberlangsungan satu kesatuan sistem ekologis yang ada.
Banyak terjadi cara-cara perusahaan memperlakukan buruh yang tidak manusiawi. Mulai dari mempekerjakan anak di bawah umur, membayar upah buruh perempuan lebih murah dibanding buruh laki-laki, minimnya jaminan keselamatan pekerja, hingga tidak adanya jaminan kesehatan bagi pekerja juga membuat buruh terpuruk dalam keadaan yang tertindas dan terhisap tenaganya.
Oleh karena itu, berikut beberapa tuntutan yang disampakan dalam aksi simpatik May Day Jambi.
1. Berikan Cuti Haid, Hamil, melahirkan, dan menyusui bagi buruh perempuan, tanpa syarat
2. Perbaiki kondisi kerja buruh perkebunan
3. Naikan upah buruh perkebunan
4. Naikan upah buruh perempuan
5. Berikan kebebasan buruh untuk berserikat
6. Berikan jaminan kesehatan buruh
7. Hapuskan sistem kerja buruh harian lepas